Senin, 15 Agustus 2011

Pengaruh Peningkatan Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Reward And Punishment (Point plus/minus) Pada Mata Pelajaran TIK Di Kelas VII SMPN 1 Enam Lingkung

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang pesat menuntut keahlian pada berbagai bidang ilmu pengetahuan. Secara tidak langsung mutu pendidikan juga harus ditingkatkan karena hal ini berkaitan langsung dengan hasil belajar.
Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kualitas dumber daya manusia (SDM), baik yang menjadi pengambil keputusan, penentuan kebijaksanaan, penilaian dan perencanaan maupun yang menjadi pelaksana disektor terdepan dan para pelaku pengawas pembelajaran. Hal ini menunjukkan unsur kualitas SDM yang menggerakkan roda pembelajaran.
Posisi pendidikan akan lebih berarti dalam rangka meningkatkan kualitas SDM apabila pendidikan tersebut memiliki sistim yang berhubungan dengan lajunya pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintahan antara lain peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, pembaharuan kurikulum, pengadaan buku paket dan buku pustaka, peningkatan kualitas guru serta penempurnaan sistem penilaian dan manajemen pendidikan. Walaupun dari usaha tersebut ada yang berhasil, namun masih perlu peningkatan agar diperoleh standar kualitas yang diharapkan, terutama dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa disetiap jenjang pendidikan.
Proses belajar menngajar tidak bisa terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi dan menunjang keberhasilannya. Bagi lembaga pendidikan, setelah menentukan program dan kurikulum pendidikan harus mempunyai prinsip dalam menentukan arah dan teknis pelaksanaan cita-cita dari program dan kurikulum yang telah dicanangkan. Salah satu penunjang utamanya adalah motivasi belajar bagi peserta didik yang terstruktur dan terkonstruktur dengan baik.
Peranan guru sangat penting dalam melaksanakan pengembangan bahan-bahan pengajaran dan alat bantu dalam belajar mengajar , terutama menggunakan media yang cocok untuk kelancaran dan terlaksananya proses pembelajaran di sekolah. Seorang guru dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan untuk melaksanakan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.
Dalam usaha melibatkan siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, maka penilus mencobakan salah satu model pembelajaran kooperatif dan kreatif dalam proses pembelajaran mata pelajaran TIK. Pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah tipe belajar memberikan Reward and Punishment. Tipe ini dapat memaksimalkan interaksi siswa dalam sumber belajar, interaksi siswa dengan materi pembelajaran, interaksi siswa dengan guru serta interaksi siswa dalam menggunakan media komputer .
Tipe Reward adn Punishment merupakan kerja kelompok yang didasarkan pada kerjasama dimana tiap anggota kelompok bertanggung jawab pada belajar sendiri tetapi juga membantu teman satu tim dalam belajar, sehingga tercipta suasana yang kondusif. Model pembelajaran ini beranjak dari dasar pemikiran “ Getting Better Together” yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap serta nilai keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupan dimasayarakat.
Dengan pembelajaran kooperatif tipe Reward and Punishment, siswa bukan hanya belajar dengan menerima apa yang disajikan guru, melainkan juga bisa belajar dari siswa yang lain dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Sebagai suatu model pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif merupakan salah satu solusi yang diduga efektif. Pengembangan metode pembelajaran ini perlu diupayakan guna meningkatkan penguasaan konsep pengetahuan dan penumbuhan kreatifitas semua siswa serta penciptaan iklim yang komunikatif dalam perkembangan daya nalar dan keterampilan berfikir tingkat tinggi.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis mengangkat judul penelitian dengan judul
“Pengaruh peningkatan dan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode Reward and Punishment (point plus/minus) pada mata pelajaran TIK kelas VII SMPN 1 Enam Lingkung.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan masalah yang ditemukan dalam pembelajaran, yaitu :
1. Siswa masih terbiasa belajar dengan pola tradisional
2. Siswa masih belum terbiasa bekerja sama dengan teman
3. Sebagian besar siswa tidak memilki buku teks pelajaran
4. Sebagian siswa masih memiliki motivasi yang rendah
5. Sebagian siswa memilki daya serap yang rendah
6. Siswa kurang aktif dalam belajar
C. Perumusan Dan Pembatasan Masalah
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :”Apakah dengan pemberian metode “ Reward and Punishment (pont plus/minus) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada matapelajaran TIK di kelas VII SMPN 1 Enam Lingkung dan sejauh mana pendekatan Reward and Punishment (point plus/minus) ini dalam peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa.”
2. Pembatasan masalah
Agar lebih terpusat dan terarahnya penelitian ini, maka dilakukan pembatasan masalah yang meliputi : Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMPN 1 Enam Lingkung dengan pendekatan Reward and Punishment (point plus/minus)
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.Untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran TIK di kelas VII SMPN 1 Enam Lingkung dengan pendekatan Reward and Punishment
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di kelas VII SMPN 1 Enam Lingkung dengan pendekatan Reward and Punishment
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai masukan dari guru-guru dalam merencanakan dan mengembangkan strategi pembelajaran terutama dengan pemberian Reward and Punishment (point plus/minus)
2. Bagi siswa untuk dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di kelas VII SMPN 1 Enam Lingkung
3. Sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dalam usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan
4. Bagi peneliti sendiri untuk menambah wawasan dalam melaksanakan pembelajaran TIK

Sabtu, 13 Agustus 2011

makalah oceanografi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Arus laut adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents).
Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents). Ada dua pembagian arus berdasarkan tempat nya yaitu arus di daerah equator atau di sekitar daerah khatulistiwa dan arus di daerah subtropis.
Untuk arus di daerah equator bisa di ambil contoh arus laut di perairan Indonesia. Dalam hal ini, kami kelompok dua akan memberikan informasi atau fenomena yang terjadi pada arus di daerah equator.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah agar kita khususnya mahasiswa Geografi UNP dapat mengetahui secara umum tenatng baik itu berupa informasi ataupun berbagai fenomena alam yang terjadi pada arus di daerah ekuator.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas maka dapat di identifikasikan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengertian
2. Jenis arus samudera
3. Arus laut di perairan Indonesia (Fenomena laut di Indonesia)



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Arus laut adalah gerakan massa air yang dipengaruhi oleh angin atau perbedaan densitas air laut yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lainya.
Arus di permukaan laut disebabkan oleh pergerakan angin yang cukup kuat sedangkan arus di kedalaman laut di sebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut.
Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents).
2.2 Jenis Arus di Samudera
Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera , maupun terjadi di perairan pesisir. Arus laut yang terakumulasi dan memiliki arah arus yang sama di suatu samudra akan mengakibatkan terjadinya arus samudera.
Terdapat dua jenis arus di samudera yaitu arus di permukaan laut dan arus di kedalaman laut
• Arus di permukaan laut
Arus di permukaan laut disebabkan oleh pergerakan massa angin yang melintasi permukaan samudera. Pergerakan angin disebabkan oleh perbedaan tekanan udara, angin bergerak dari tekanan udara yang yang bertekanan tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut tertekan sesuai dengan arah angin. Pola umum arus permukaan samudera di pengaruhi oleh faktor faktor yaitu: gravitasi, gerak rotasi Bumi, , topografi dasar laut, dan angin. Interaksi berbagai faktor itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit. Karena gerakan arus laut yang terjadi secara terus menerus tersebut maka massa air laut tersebut akan memengaruhi massa udara yang berlawanan arahnya dan menyebabkan terjadinya perubahan cuaca dan iklim.
Arus di samudera bergerak secara konstan. Arus tersebut bergerak melintasi samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah gerak jarum jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah gerak jarum jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Pola umum sirkulasi arus global dapat dilihat dalam Gambar 1.


• Arus dikedalaman laut
Arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas air laut . Perbedaan densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu gerakan massa air laut-dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation). Perbedaan densitas diantara dua massa air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan gerakan massa air laut-dalam yang bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut-dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan.
Perbedaan densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu gerakan massa air laut-dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline circulation). Model sirkulasi termohalin secara global dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Model pola sirkulasi termohalin global.
2.3. ARUS PERAIRAN PESISIR
Arus Pasang Surut (Tidal Current)
Arus pasang surut terjadi terutama karena gerakan pasang surut air laut. Arus ini terlihat jelas di perairan estuari atau muara sungai. Bila air laut bergerak menuju pasang, maka terlihat gerakan arus laut yang masuk ke dalam estuari atau alur sungai; sebaliknya ketika air laut bergerak menuju surut, maka terlihat gerakan arus laut mengalir ke luar.
Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan Arus Rip (rip current)
Ke-dua macam arus ini terjadi di perairan pesisir dekat pantai, dan terjadi karena gelombang mendekat dan memukul ke pantai dengan arah yang muring atau tegak lurus garis pantai. Arus sepanjang pantai bergerak menyusuri pantai, sedang arus rip bergerak menjauhi pantai dengan arah tegak lurus atau miring terhadap garis pantai. Pola kedua macam arus ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Arus sepanjang pantai dan arus rip.
2.4. Arus laut di perairan Indonesia (Fenomena laut di Indonesia)
Arus laut di perairan Indonesia sangat dinamis. Hasil pantauan satelit, yang diverifikasi lewat pengukuran oseanografis di laut, ternyata memperlihatkan pola arus laut yang bergerak dari Samudra Pasifik menuju Samudra Hindia melewati selat-selat di perairan Nusantara kita ini. Pergerakan arus lintas Indonesia, dikenal sebagai Arlindo, mempengaruhi perubahan iklim global, memicu kehadiran variabilitas iklim ekstrem, seperti El Nino dan La Nina, serta berdampak pada kondisi pertanian, perikanan, dan kebakaran hutan.
Pada Oktober 2003, ahli-ahli oseanografi dunia berkumpul di Denpasar, Bali, guna membahas Arlindo serta kaitannya terhadap interaksi laut-atmosfer. Para ahli sepakat untuk lebih menggencarkan kegiatan pemantauan laut di perairan Indonesia, sebagai kelanjutan kegiatan pemantauan Laut Pasifik di sepanjang khatulistiwa. Apalagi, bila mengacu pada keputusan KTT-Bumi di Johannesburg, Afrika Selatan, pada September 2002, Sistem Pemantauan Laut Global (Global Ocean Observing System/GOOS) harus dibangun dan dikembangkan. Ini menyangkut kelangsungan Planet Bumi beserta seluruh makhluk hidup di dalamnya. Kemampuan memantau laut secara terus-menerus memungkinkan diprediksinya kehadiran bencana El Nino dan La Nina secara lebih awal. Menurut Kepala Badan Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat (National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA) Laksamana Conrad Lautenbacher, kemampuan memprediksi kehadiran El Nino dan La Nina bisa menyelamatkan kerugian sampai 500 juta dollar AS untuk wilayah Pasifik saja.
Data Bappenas Tahun 1999 memperlihatkan bahwa bencana El Nino yang terjadi di Indonesia pada 1997-1998 mengakibatkan kerugian sebesar Rp 9,5 triliun, termasuk gagal panen, kebakaran hutan, meningkatnya penderita penyakit pernapasan (ISPA), dan terpuruknya industri pariwisata. Bahkan, asap akibat kebakaran hutan sudah menyebar sampai ke negara tetangga sehingga mengganggu operasi transportasi darat, laut, dan udara. Belum lagi keanekaragaman hayati di darat dan di laut, utamanya terumbu karang yang juga hancur.
Guna menekan dampak bencana iklim ekstrem sampai seminimal mungkin tadi, pemantauan laut di wilayah perairan Indonesia menjadi sangat penting. Inti dari pergerakan, sirkulasi, dan stratifikasi massa air laut di perairan Indonesia ini ternyata bersumber di wilayah Laut Banda. Laut Banda juga berperan sebagai sumber dan wahana tempat bercampurnya massa air dari Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta mengontrol massa air yang masuk dari Samudra Pasifik serta massa air yang keluar ke Samudra Hindia. Kesemuanya ini berdampak pada perubahan iklim global.
Di saat kondisi normal, laju Arlindo bergerak dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia, dengan volume massa air rata-rata sekitar 10,5 juta meter kubik per detik. Massa air laut tadi bergerak dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia melewati selat-selat di perairan Nusantara kita. Alat pantau dipasang di selat-selat Indonesia guna mengetahui kecepatan arus massa air dan besaran volumenya. Hasil pantauan pelampung memperlihatkan bahwa massa Arlindo yang melewati Selat Makassar mencapai 9 juta meter kubik per detiknya (Gambar). Massa air kemudian bergerak ke Selatan, menuju Selat Lombok. Namun, ternyata tidak semua massa air bisa langsung menerobos Selat Lombok yang sempit itu. Hanya 1,7 juta meter kubik per detik massa air dari Selat Makassar yang bisa langsung lewat. Sisanya, sebesar 7,3 juta meter kubik per detik, harus berbelok dahulu ke Timur, ke arah Laut Banda.
Di sini massa air laut tadi bercampur lagi dengan massa air Samudra Pasifik yang tiba di Laut Banda lewat Laut Halmahera dan Laut Flores. Seusai berputar putar di Laut Banda, massa air tadi melanjutkan perjalanan melewati Laut Flores dan Laut Timor menuju Samudra Hindia. Total ada 4,5 juta meter kubik per detik massa air yang melewati Laut Flores, sedang 4,3 juta meter kubik per detik sisanya melewati Laut Timor.
Itu tadi saat kondisi normal. Kala El Nino terjadi, pergerakan sebagian dari massa air tadi berbalik arah dari wilayah perairan Indonesia menuju Samudra Pasifik. Saat itu, terjadi penurunan volume massa air yang bergerak dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia. Kosongnya massa air di wilayah perairan Indonesia tadi kemudian mendorong munculnya up welling, atau naiknya massa air dari bawah permukaan ke atas permukaan, yang juga kaya nutrien.
Oleh sebab itu, saat El Nino, justru banyak khlorofil di perairan Indonesia, utamanya di wilayah Barat Sumatera dan Selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Gambar). El Nino memang bisa mengakibatkan gagal panen, kekeringan, serta kebakaran hutan. Namun, El Nino di perairan Indonesia justru meningkatkan jumlah khlorofil dan jumlah wilayah up welling. Ini bisa berarti, saat El Nino Indonesia justru panen ikan. "Sengsara Membawa Nikmat".
Program pemantauan laut Indonesia semakin digencarkan agar kita mampu memprediksi kehadiran El Nino dan La Nina untuk 12 bulan sampai 24 bulan ke depan. Ini penting karena menyangkut gagal panen atau panen raya, perlu atau tidak impor beras, kekeringan atau kebanjiran, menyangkut kebakaran hutan dan sebaran asap yang bisa meningkatkan penyakit pernapasan, serta mengganggu negara tetangga.
Pada 17 Desember 2003 mendatang, bersamaan dengan Peringatan Hari Nusantara 2003, dua kapal riset Indonesia, yaitu Baruna Jaya III-BPPT dan Baruna Jaya VIII-LIPI, memulai Ekspedisi INSTANT (International Nusantara Stratification and Transport). Ekspedisi yang diikuti oleh ahli-ahli kelautan dari Indonesia, Australia, Perancis, Belanda, dan Amerika Serikat ini akan memantau pergerakan Arlindo di wilayah Selat Makassar, Laut Banda, Laut Flores, dan Laut Timor, sekaligus pula memasang alat-alat pantau di beberapa lokasi perairan Nusantara. Harapannya tentu bahwa kemunculan El Nino dan La Nina sudah bisa diprediksi seawal mungkin.
Ekspedisi INSTANT juga akan dimanfaatkan sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia ahli-ahli oseanografi Indonesia agar suatu saat bisa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan ahli-ahli kaliber dunia di bidang ini.

BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Arus laut adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents).
Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents). Ada dua pembagian arus berdasarkan tempat nya yaitu arus di daerah equator atau di sekitar daerah khatulistiwa dan arus di daerah subtropis.

1.2 Saran
Dari penyusunan makalah ini, diharapakan bermanfaat bagi semua pihak khususnya mahasisawa geografi fakultas ilmu-ilmu sosial UNP. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan, agar lebih sempurnanya makalah ini untuk selanjutnya.










MAKALAH OSEANOGRAFI
ARUS DIDAERAH EQUATOR









KELOMPOK 2
MONALISA ( 00417 )
HELMA YULITA ( 05384 )
MARNISETIANINGSIH ( 05452 )
PARIZA SUSANTI (
ULMI RAKHMADANI (
DEDY YUNALNI ( 05412 )
NURSAL (


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU – ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010